Kamis, 10 April 2014

Makan Terlalu Kenyang Picu Diabetes




Bismillaahirrohmaanirrohiim.

Sebuah studi yang menarik yang dilakukan oleh kelompok ilmuwan dari Sydney’s Garvan Institute of Medical Research di Sydney yang dipimpin oleh Dr. Kyle Hoehn dan Profesor David James, menyatakan bahwa makan berlebihan dapat menstimulasi sel untuk mengkonversi oksigen dalam udara yang kita hirup menjadi radikal bebas toksik yang disebut superoksida, yang menyebabkan resistensi insulin. Mereka juga menemukan bahwa netralisasi jalur konversi ini dapat memulihkan resistensi insulin pada studi hewan.

Mengapa makan yang berlebihan dapat menimbulkan radikal bebas? Karena, makanan yang kita makan bersamaan dengan oksigen yang kita hirup akan menghasilkan energi. Kadang-kadang dalam metabolisme tersebut terjadi juga konversi menjadi radikal bebas, tetapi secara normal dipertahankan dalam batas minimal. Namun, studi menunjukkan bahwa jalur konversi radikal bebas ini meningkat jika terdapat terlalu banyak makanan atau surplus energi dalam sistem tersebut. Pemicu resistensi insulin tampaknya adalah akumulasi superoksida mitokondria. Superoksida memicu proses intraseluler yang menghentikan sel menerima nutrien sehingga kadar glukosa darah meningkat yang dapat menyebabkan komplikasi dan akhirnya diabetes tipe 2. 

Kesimpulan
1. Makan terlalu kenyang dapat menyebabkan antioksidan yang kita konsumsi maupun yang ada dalam tubuh menjadi tidak berfungsi, karena adanya peningkatan radikal bebas akibat surplus energi.
2. Makan terlalu kenyang juga berdampak pada peningkatan risiko diabetes mellitus (tipe 2), karena peningkatan radikal bebas dapat menyebabkan resistensi insulin.

Penyakit Diabetes Mellitus yang kita kenal selama ini terbagi menjadi dua tipe, yaitu tipe 1 dan tipe 2. Diabetes Mellitus tipe 1 adalah Diabetes yang sepenuhnya tergantung pada insulin dari luar. Hal ini terjadi karena tubuh penyandang Diabetes tipe 1 benar-benar tidak mampu memproduksi hormon insulin. Sedangkan, tipe yang lain yaitu tipe 2 adalah Diabetes yang masih dapat bertahan tanpa injeksi insulin dari luar. Diabetes Mellitus tipe 2 terjadi karena adanya resistensi insulin, yaitu hormon insulin yang diproduksi tubuh jumlahnya tidak seimbang dengan glukosa yang masuk ke dalam tubuh, sehingga glukosa yang berasal dari makanan tidak mampu masuk ke dalam sel-sel tubuh, tetapi justru masuk ke pembuluh darah. Hal inilah yang menyebabkan penyandang Diabetes Mellitus memiliki angka gula darah yang cukup tinggi.
Mengapa disebut penyandang, bukan penderita? Karena Diabetes Mellitus sebenarnya bisa disebut dengan "penyakit seumur hidup", sama halnya dengan hipertensi. Bagaimana maksudnya? Diabetes Mellitus tergolong penyakit degeneratif, yaitu penyakit yang terjadi karena penurunan fungsi metabolisme tubuh (degenerasi). Pasien Diabetes Mellitus SELAMANYA harus mengontrol pola makannya, tidak hanya saat gula darah meningkat, karena jika pasien lalai, merasa gula darah sudah turun kemudian tidak menjaga pola makan, maka gula darah bisa kembali meningkat. Begitu juga halnya dengan hipertensi. Namun, bagi penyandang Diabetes Mellitus tidak perlu khawatir. Kesembuhan bukanlah hal yang mustahil, selama gaya hidup sehat bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan yang tidak kalah penting adalah tawakkal, karena kesembuhan semata-mata berasal dari Alloh Ta'ala yang Maha Menyembuhkan.
Intervensi yang diberikan pada pasien Diabetes Mellitus meliputi 3 pilar pokok, yaitu :
1. Pola makan --> Rumus : 3 J (Tepat JADWAL, JUMLAH, dan JENIS makanan)
2. Obat-obatan (insulin)
3. Aktivitas (olahraga)

Hikmah Nabi Shallallahu 'alayhi wasallam
Ada sebuah hadits yang berbunyi demikian :
"Kaum muslimin adalah kaum yang hanya makan bila lapar dan berhenti makan sebelum kenyang."
Namun, Syaikh Abdul Aziz bin Baz menjelaskan perihal hadits tersebut, bahwa meskipun makna hadits tersebut benar, tetapi sanadnya dha'if (lemah). Silakan cek dalam kitab Zaadul Ma'ad dan Al-Bidayah Wan Nihayah.
Hikmahnya, bahwa sebaiknya seseorang memulai makan jika sudah lapar atau sudah membutuhkan. Dan ketika makan, tidak boleh berlebihan sampai kekenyangan. Adapun rasa kenyang yang tidak membahayakan tidaklah mengapa, karena orang-orang di masa Nabi shallallahu ’alaihi wasallam dan masa selain mereka pun pernah makan sampai kenyang. Namun mereka menghindari makan sampai terlalu kenyang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar